Analisis sayatan tipis batuan dilakukan karena sifat-sifat fisik,
seperti tekstur, komposisi dan perilaku mineral-mineral penyusun batuan
tersebut tidak dapat dideskripsi secara megaskopis di lapangan.
Contoh batuan-batuan tersebut adalah:
- Batuan beku yang bertekstur afanitik atau batuan asal gunungapi
- Batuan sedimen klastika berukuran halus, seperti batugamping, batupasir, napal, lanau, fragmen batuan dan lain-lain
- Batuan metamorf: sekis, filit, gneis dan lain-lain
Jadi mineralogi optis atau petrografi adalah suatu metode yang
sangat mendasar yang berfungsi untuk mendukung analisis data geologi.
Untuk dapat melakukan pengamatan secara optis atau petrografi
diperlukan alat yang disebut mikroskop polarisasi. Hal itu berhubungan
dengan teknik pembacaan data yang dilakukan melalui lensa yang
mempolarisasi obyek pengamatan. Hasil polarisasi obyek tersebut
selanjutnya dikirim melalui lensa obyektif dan lensa okuler ke mata
(pengamat).
Ada beberapa jenis mikroskop polarisasi, yaitu mikroskop
terpolarisasi binokuler (Gambar I.1) dan trilokuler (Gambar I.2), baik
non-digital maupun yang digital (Gambar I.3-4).
Gambar 1. Bagian-bagian dari mikroskop polarisasi binokuler secara garis besar (sumber ZEISS, 1961).
Gambar 2. Bagian-bagian dari mikroskop polarisasi trilokuler secara
garis besar (sumber ZEISS, 1961). Lampu terpisah dari mikroskup.
Sinar lampu dipantulkan melalui cermin (mirror) lalu dilanjutkan ke
lensa polarizer. Sinar menembus obyek yang diletakkan di atas meja
obyektif. Sinar membawa data dari obyek (sayatan tipis) dikirimkan ke
lensa obyektif, ditangkap oleh okuler dan diterima mata.
Gambar 3. Mikroskup digital dengan layar video; data pengamatan
sayatan tipis dikirim ke layar LCD dan dapat disimpan di dalam hard
disk.
Gambar 4. Mikroskup Polarisasi Standar